CeritaSex02.com-Binalnya Janda Kegatelan
Cerita ini berawal dari terjadi beberapa Tahun yang lalu tepatnya beberapa tahun yang lalu. Waktu itu aku berusia 20 tahun. Masih tergolong ABG. Suka hidup bebas. Do what I want! Hidup cuma sekali, buat apa bersedih. Itulah sebabnya, aku suka keluyuran dari kota ke kota sekadar cari pengalaman.
Dan Setelah selesai PKL , saya langsung pergi ke kota Yogya untuk berlibur. Karena Yogya merupakan kota yang indah. Sebelumnya aku memang belum pernah menginjakkan kaki di Kota Gudeg tersebut. Aku juga ingin merasakan indahnya Kota Gudeggg. Itulah sebabnya aku nekat pergi ke Yogya sendirian. Yang penting membawa uang banyak. Meskipun begitu, soal uang aku tidak terlalu foya-foya. Bahkan selalu berusaha untuk berhemat. Tapi kalau untuk urusan cewek, mungkin lain urusannya.
Aku menginap di hotel murah,, di Sekitar Alun-alun kota Yogya. Murah tapi bersih. Meskipun demikian kalau malam cukup berisik. Aku sudah telusuri tempat-tempat gituan, antara lain di dan Stasiun. Tapi WTS-nya tidak ada yang menarik perhatianku. Lalu, aku pergi makan di Mc Donal BIP. Eh, saat sedang asyik-asyiknya makan, tiba-tiba pandanganku bertatapan dengan seorang wanita setengah baya. Setelah kuperhatikan, ya ampun ternyata Tante Nelly. Mungkin sudah sepuluh tahun aku tidak pernah ketemu. Waktu itu aku masih kecil
Apa kabar, Tante!”, sapaku sambil mendekat.
Apa kabar, Tante!”, sapaku sambil mendekat.
Akhirnya aku makan semeja dengan Tante Nelly yang kebetulan juga sedang sendiri. Tante Nelly hampir lupa melihatku.
“Maklum, kamu sekarang sudah besar”, kata Tante Nelly.
Begitu tante tahu aku menginap di hotel, langsung saja ditawari menginap di rumahnya. Katanya di rumahnya tidak ada orang, kedua anaknya sedang studi di Ausii.
Yahhhhhh...... aku pikir-pikirr aku bisa menghemat uang juga dan tentu saja aku menyetujui ajakannya. Dan hari itu juga aku pindah kerumah tante Nelly. Dan aku diberisebuah kamar depan oleh tante Nelly dan kamar yang diberikan untuk aku cukup bersih dan juga bisa dibilank mewahhh.. Rumah dikawasan tersebuttttt
Dan tante Nelly sebenarnya tinggal bersama dengan Om dirumah yang cukup besar tersebut namun Berhubung Paman sedang menimbah ilmu dinegeri orang demi untuk menggambil gelar maka Tante tinggal sendirian saat ini.
Dan begitu malam itu aku pindah aku tidur dengan nyenyak dan leleapp sekali.
Mungkin karena aku capekk kali ya.
Dan dihari kedua aku baru tahu kalau ada paviliun disebelah rumah Tante yang digunakan untuk menerima kos. Dan disanaa ada 2 orang mahasiswa. Kata Tante Nellyyy lumayan untuk tambah-tambah uang belanja. Siang harinya tidak ada kejadian yang menarik dan sepulangnya aku dari jalan-jalan aku langsung tiduran sampai sore. Kemudian aku bangun dan waktu aku bangun waktu di jam dinding sudah menunjukkan pukul 24:00 WIB. Dan akhirnya aku mematikan TV dan lampu kamar yang kelihatan terang tersebut juga aku matikan. Dan suasana sepi sekali malam itu.
Dan ditengah malam yang sepi tersebut aku mendengar seperti ada suara bisik-bisik? Perasaanku mungkin pencuriii? Dan karena penasaran aku menggambil jarum dan membuat lubang kecil dikarton dan aku mengintip keluar jendela dan melihat ternyata tidak ada siapa-siapa dan sepertinya dari kamar tante Nelly dan aku menggambil kursi kemudian diletakkan didekat tembok. Dan diatas tembok ada lubang angin kecil sekali dan itupun tertutup kartonnn. Karena merasa penasaran aku menggambil jarum dan membuat lubang kecil dikarton dan karena penasaran aku menggambil jarum dan membuat lubang kecil manjadi agak lumayan besar dikarton tersebutttt dan aku mencoba mengintip kembali.
Malam-malam begini mau ngapain anak kost disebelahhh, pikirku sambil memperhatikan. Tante dan anak kost tersebut tampak duduk berdua ditempat tidur. Walaupun kamar Tanten Nelly memakai lampu 5 watttt namun mataku masih bisa sanggup melihat dengan jelkas.
Mau ngapainnn nie Massss? Kulihatt dia sebentar-sebentar mencium pipi tante Nelly, dan aku melihat Tante Nelly tersenyum diperlakukan seperti itu. Dan kemudian dengan tenang mulai membuka baju Tante Nelly dan kini hanya tinggal menggenakan BH saja.
Tante Nelly masih tergolong muda dan juga belum berusia 35 tahun. Memiliki tubuh yang montok dan juga kulit yang putih,
Maklum Tanteku sering memanjakan dirinya disalonn.....
Tubuhnya masih montok dan memiliki rambut sebahu dan tak lama kemudian anak kos tersebut melapas BH Tanteku.
Duhh.....Ternyata montok sekali, diam-diam aku mulai terangsang dan burungku mulai membesar namun aku tetap berdiri dengan tenang dikursi aku.
Berikutnya kulihat Tante Nelly ganti melepaskan baju lelaki tersebut. Satu persatu kancing bajunya dilepas, akhirnya bajunya dilempar ke lantai. Boleh juga tubuh lelaki tersebut, tegap dan atletis. Wow.., mereka kemudian saling cium bibir. Saling mengelus punggung. Sebentar-sebentar tangan lelaki tersebut meremas-remas payudara Tante Nelly. Beberapa menit kemudian kulihat Lelaki tersebut membuka ritsluiting rok yang dipakai tanteku, kemudian dilepasnya rok itu sehingga tanteku cuma memakai celana dalam saja. Adegan berikut tanteku ganti membuka kancing celana pria , dilepasnya satu persatu, kemudian ditariknya sehingga lepas dan tinggal celana dalamnya saja.
Lagi-lagi keduanya berpelukan lagi dan berciuman mesra sekali. Kemudian Lelaki tersebut sebut saja namanya Mas Edy mencium leher Tanteku, lalu payudaranya, lalu perutnya, lalu pahanya. Dan kemudian tangannya memelorotkan celana dalam Tanteku. Lepas!, Kemudian diletakkan di kursi. Tahap berikutnya Mas Edy membuka sendiri celana dalamnya. Kulihat penis Mas Edy besar dan panjang seperti punyanya orang Arab. Jantungku berdetak keras sekali. Bahkan penisku ikut-ikutan menjadi keras. Apalagi melihat keduanya kemudian sama-sama dalam posisi berdiri, saling berpelukan, lagi-lagi saling berciuman
Sekitar tiga menit kemudian dengan posisi berdiri, Mas Edy memasukkan ujung penisnya ke lubang kemaluan tanteku. Sesudah itu mereka berpelukan rapat sekali sambil menggoyang-goyang pinggul masing-masing. Cukup lama. Akhirnya kulihat mereka berdua sudah saling orgasme. Hal ini terlihat karena mereka membuat gerakan yang cukup agresif sekali. Walaupun samar-samar, kudengar suara uh.., uh.., uh.., dari mulut Tante Nelly . Sialnya, tak terasa akupun mengalami orgasme, celana dalamku menjadi basah, apa boleh buat.
Adegan berikutnya dilakukan seperti biasa, yaitu tante berada di tempat tidur dengan posisi di bawah dan Mas Edy di atas. Apa yang kulihat memang benar-benar mengasyikkan. Maklum, baru sekali itu aku melihat dengan mata kepala sendiri adegan seks yang dilakukan orang lain.
Esok harinya aku bersikap biasa-biasa saja seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Kulihat Tante juga bersikap biasa-biasa saja. Makan pagi bersama. Sesudah itu aku pergi ke Pangalengan sekedar rekreasi.
Sore harinya aku sudah sampai di rumah lagi. Seperti kemarin, sore-sore pembantu tante menyediakan teh manis dan roti. Kulihat, pembantu Tante Nellly yang namanya Teh Nani ini tergolong seksi juga. Umurnya kira-kira sama dengan umurku, yaitu sekitar 20 tahun. Sama seperti aku untuk umurnya Terus terang, nafsuku jadi bangkit melihat buah dadanya yang montok itu. Kata tanteku Teh Nina sudah punya anak, tapi ditinggal di desanya, dirawat neneknya. Tiap hari Kamis pasti pulang ke kampung untuk menengok anaknya.
Sekitar pukul 10:15 aku menuju ke terminal. Aku kepingin melihat obyek pariwisata Lainnya . Eh.., ternyata aku ketemu Teh Nina.
“Mau kemana Teh”, tanyaku.
“Ke Subang.., nengok anak Mas..”.
“Wah, sama-sama aja, deh..”, ajakku.
Ternyata ya lancar-lancar saja. Aku duduk berdua dengan Teh Nina. Akhirnya aku mencari-cari alasan untuk ditemani aku smabil jalan-jalan reakreasi, soalnya aku belum hafal kota Yogya. Karena hari masih siang, akhirnya mau juga Teh Nina menemani aku. Walaupun gadis desa, tapi Teh Nina sempat mengecap bangku SLTP hingga lulus. Cara berpakaiannya pun tergolong rapi seperti pelajar-pelajar pada umumnya.
Sampai di salah satu tempat pariwisata aku menyewa salah satu bungalow dengan alasan ingin istirahat. Kebetulan rumah Teh Nina tidak begitu jauh dari bungalow tempatku istirahat. Aku cari-cari alasan lagi. Aku bilang, di Ciater tidak ada yang jualan nasi goreng, kalau tidak keberatan aku minta Teh Nina nanti malam mengantarkan nasi goreng. Ternyata Teh Nina tak keberatan. Ya begitulah, tanpa rasa curiga sedikitpun, sekitar pukul 19.00 Teh Nina telah berada di bungalowku mengantarkan nasi goreng. Kuajak ngobrol ngalor-ngidul tentang apa saja.
Akhirnya obrolanku agak nyenggol-nyenggol dikit tentang seks. Teh Nina bilang sudah lama tidak melakukannya karena suaminya sudah tiga bulan ini impoten akibat kecelakaan sepeda motor. “Nah.., ini dia yang kucari”, pikirku.
Sengaja memang aku ngobrol terus sehingga tanpa terasa telah pukul 21.30. Ketika Teh Nina pamit pulang, akupun bilang, lebih baik jangan pulang karena malam-malam begini banyak orang iseng atau orang jahat.
“Tidur aja di sini Teh, kan ada dua kamar. Teh Nina di kamar sebelah, saya di sini”, kataku.
Setelah kubujuk habis-habisan akhirnya Teh Nina mau juga tinggal di kamar sebelah.
Kira-kira pukul 24.00 aku mengendap-endap berjalan pelan menuju ke kamar Teh Nina.
“Kok, belum tidur?”, tanyaku pelan sambil menutup pintu.
“Dingin Mas udara malam ini”, katanya sambil tetap telentang di tempat tidur sambil memegangi selimut yang menutupi tubuhnya.
“Aku juga kedinginan”, kataku.
Entahlah, sepertinya sudah saling membutuhkan. Ketika aku merebahkan tubuhku di sampingnya, Teh Nina diam saja. Akupun menarik selimutnya sehingga kami berdua berada di dalam satu selimut. Untuk menghilangkan rasa dingin kupeluk Teh Nina. Ternyata diam saja. Begitu juga ketika kuraba-raba payudaranya yang montok ternyata juga diam saja.
Akhirnya dengan mudah aku bisa melepaskan baju, BH, rok dan celana dalamnya. Hanya dalam waktu beberapa detik saja kami berdua sudah dalam keadaan bugil tanpa sehelai benangpun. Meskipun demikian kami masih di dalam satu selimut. Begitulah, tanpa hambatan, malam itu aku dengan mudah bisa menyetubuhi Teh Nina hingga dua kali. Tampaknya Teh Nina mengalami orgasme hingga dua kali.
“Terima kasih Mas, Sudah lama aku nggak merasakan yang begini-begini.., Suamiku sudah nggak sanggup lagi”, bisiknya sambil mencium bibirku.
Esok pagi subuh, Teh Nina kembali pulang ke rumahnya. Sedangkan aku kembali ke Yogya agak sorenya. Maklum aku masih ingin menikmati pemandangan sekitar perkebunan teh disana.
Sore harinya aku sampai di Yogya dan sikapku biasa-biasa saja terhadap Teh Nina, seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Lagipula aku juga pesan agar Teh Nina tidak usah cerita kepada siapa-siapa. nggak enak kalau sampai Tante Nelly tahu. Begitulah. Tak terasa malam telah tiba lagi dan waktu tidurpun telah menyongsong.
Pukul 24.00, Seperti biasa lampu kamar kumatikan dan kugantikan lampu tidur lima watt. Eh.., lagi-lagi aku mendengar orang bisik-bisik. Pasti di kamar Tante Nelly. Akupun dengan pelan-pelan mengambil kursi dan mulai mengintip dari lubang kecil yang kemarin kubuat. Kali itu aku agak terkejut. Ternyata kali itu bukan anak kost tersebut, tetapi Mas Budi. Wah, Tanteku ternyata tergolong hyperseks. Malam itu seperti kemarin-kemarin juga. Mas Budi kulihat menyetubuhi tanteku dengan berbagai posisi. Bahkan sempat kulihat Tante Nelly berada di posisi atas. Gila!, lagi-lagi aku mengalami orgasme sendirian. “Creet.., creet.., cret”, celana dalamku basah lagi. Terpaksa aku harus ganti celana dalam. Dalam hati, diam-diam aku membayangkan betapa nikmatnya jika aku bisa menyetubuhi tanteku sendiri. Memang ini merupakan penyimpangan. Tapi, ya apa salahnya, toh tanteku mau dengan Mas Edy dan Mas Budi. Tapi apa mau dengan aku? Semalaman aku tidak bisa tidur karena mencari strategi supaya aku bisa meniduri Tante Nelly.
Cerita ini berawal dari terjadi beberapa Tahun yang lalu tepatnya beberapa tahun yang lalu. Waktu itu aku berusia 20 tahun. Masih tergolong ABG. Suka hidup bebas. Do what I want! Hidup cuma sekali, buat apa bersedih. Itulah sebabnya, aku suka keluyuran dari kota ke kota sekadar cari pengalaman.
Dan Setelah selesai PKL , saya langsung pergi ke kota Yogya untuk berlibur. Karena Yogya merupakan kota yang indah. Sebelumnya aku memang belum pernah menginjakkan kaki di Kota Gudeg tersebut. Aku juga ingin merasakan indahnya Kota Gudeggg. Itulah sebabnya aku nekat pergi ke Yogya sendirian. Yang penting membawa uang banyak. Meskipun begitu, soal uang aku tidak terlalu foya-foya. Bahkan selalu berusaha untuk berhemat. Tapi kalau untuk urusan cewek, mungkin lain urusannya.
Aku menginap di hotel murah,, di Sekitar Alun-alun kota Yogya. Murah tapi bersih. Meskipun demikian kalau malam cukup berisik. Aku sudah telusuri tempat-tempat gituan, antara lain di dan Stasiun. Tapi WTS-nya tidak ada yang menarik perhatianku. Lalu, aku pergi makan di Mc Donal BIP. Eh, saat sedang asyik-asyiknya makan, tiba-tiba pandanganku bertatapan dengan seorang wanita setengah baya. Setelah kuperhatikan, ya ampun ternyata Tante Nelly. Mungkin sudah sepuluh tahun aku tidak pernah ketemu. Waktu itu aku masih kecil
Apa kabar, Tante!”, sapaku sambil mendekat.
Apa kabar, Tante!”, sapaku sambil mendekat.
Akhirnya aku makan semeja dengan Tante Nelly yang kebetulan juga sedang sendiri. Tante Nelly hampir lupa melihatku.
“Maklum, kamu sekarang sudah besar”, kata Tante Nelly.
Begitu tante tahu aku menginap di hotel, langsung saja ditawari menginap di rumahnya. Katanya di rumahnya tidak ada orang, kedua anaknya sedang studi di Ausii.
Yahhhhhh...... aku pikir-pikirr aku bisa menghemat uang juga dan tentu saja aku menyetujui ajakannya. Dan hari itu juga aku pindah kerumah tante Nelly. Dan aku diberisebuah kamar depan oleh tante Nelly dan kamar yang diberikan untuk aku cukup bersih dan juga bisa dibilank mewahhh.. Rumah dikawasan tersebuttttt
Dan tante Nelly sebenarnya tinggal bersama dengan Om dirumah yang cukup besar tersebut namun Berhubung Paman sedang menimbah ilmu dinegeri orang demi untuk menggambil gelar maka Tante tinggal sendirian saat ini.
Dan begitu malam itu aku pindah aku tidur dengan nyenyak dan leleapp sekali.
Mungkin karena aku capekk kali ya.
Dan dihari kedua aku baru tahu kalau ada paviliun disebelah rumah Tante yang digunakan untuk menerima kos. Dan disanaa ada 2 orang mahasiswa. Kata Tante Nellyyy lumayan untuk tambah-tambah uang belanja. Siang harinya tidak ada kejadian yang menarik dan sepulangnya aku dari jalan-jalan aku langsung tiduran sampai sore. Kemudian aku bangun dan waktu aku bangun waktu di jam dinding sudah menunjukkan pukul 24:00 WIB. Dan akhirnya aku mematikan TV dan lampu kamar yang kelihatan terang tersebut juga aku matikan. Dan suasana sepi sekali malam itu.
Dan ditengah malam yang sepi tersebut aku mendengar seperti ada suara bisik-bisik? Perasaanku mungkin pencuriii? Dan karena penasaran aku menggambil jarum dan membuat lubang kecil dikarton dan aku mengintip keluar jendela dan melihat ternyata tidak ada siapa-siapa dan sepertinya dari kamar tante Nelly dan aku menggambil kursi kemudian diletakkan didekat tembok. Dan diatas tembok ada lubang angin kecil sekali dan itupun tertutup kartonnn. Karena merasa penasaran aku menggambil jarum dan membuat lubang kecil dikarton dan karena penasaran aku menggambil jarum dan membuat lubang kecil manjadi agak lumayan besar dikarton tersebutttt dan aku mencoba mengintip kembali.
Malam-malam begini mau ngapain anak kost disebelahhh, pikirku sambil memperhatikan. Tante dan anak kost tersebut tampak duduk berdua ditempat tidur. Walaupun kamar Tanten Nelly memakai lampu 5 watttt namun mataku masih bisa sanggup melihat dengan jelkas.
Mau ngapainnn nie Massss? Kulihatt dia sebentar-sebentar mencium pipi tante Nelly, dan aku melihat Tante Nelly tersenyum diperlakukan seperti itu. Dan kemudian dengan tenang mulai membuka baju Tante Nelly dan kini hanya tinggal menggenakan BH saja.
Tante Nelly masih tergolong muda dan juga belum berusia 35 tahun. Memiliki tubuh yang montok dan juga kulit yang putih,
Maklum Tanteku sering memanjakan dirinya disalonn.....
Tubuhnya masih montok dan memiliki rambut sebahu dan tak lama kemudian anak kos tersebut melapas BH Tanteku.
Duhh.....Ternyata montok sekali, diam-diam aku mulai terangsang dan burungku mulai membesar namun aku tetap berdiri dengan tenang dikursi aku.
Berikutnya kulihat Tante Nelly ganti melepaskan baju lelaki tersebut. Satu persatu kancing bajunya dilepas, akhirnya bajunya dilempar ke lantai. Boleh juga tubuh lelaki tersebut, tegap dan atletis. Wow.., mereka kemudian saling cium bibir. Saling mengelus punggung. Sebentar-sebentar tangan lelaki tersebut meremas-remas payudara Tante Nelly. Beberapa menit kemudian kulihat Lelaki tersebut membuka ritsluiting rok yang dipakai tanteku, kemudian dilepasnya rok itu sehingga tanteku cuma memakai celana dalam saja. Adegan berikut tanteku ganti membuka kancing celana pria , dilepasnya satu persatu, kemudian ditariknya sehingga lepas dan tinggal celana dalamnya saja.
Lagi-lagi keduanya berpelukan lagi dan berciuman mesra sekali. Kemudian Lelaki tersebut sebut saja namanya Mas Edy mencium leher Tanteku, lalu payudaranya, lalu perutnya, lalu pahanya. Dan kemudian tangannya memelorotkan celana dalam Tanteku. Lepas!, Kemudian diletakkan di kursi. Tahap berikutnya Mas Edy membuka sendiri celana dalamnya. Kulihat penis Mas Edy besar dan panjang seperti punyanya orang Arab. Jantungku berdetak keras sekali. Bahkan penisku ikut-ikutan menjadi keras. Apalagi melihat keduanya kemudian sama-sama dalam posisi berdiri, saling berpelukan, lagi-lagi saling berciuman
Sekitar tiga menit kemudian dengan posisi berdiri, Mas Edy memasukkan ujung penisnya ke lubang kemaluan tanteku. Sesudah itu mereka berpelukan rapat sekali sambil menggoyang-goyang pinggul masing-masing. Cukup lama. Akhirnya kulihat mereka berdua sudah saling orgasme. Hal ini terlihat karena mereka membuat gerakan yang cukup agresif sekali. Walaupun samar-samar, kudengar suara uh.., uh.., uh.., dari mulut Tante Nelly . Sialnya, tak terasa akupun mengalami orgasme, celana dalamku menjadi basah, apa boleh buat.
Adegan berikutnya dilakukan seperti biasa, yaitu tante berada di tempat tidur dengan posisi di bawah dan Mas Edy di atas. Apa yang kulihat memang benar-benar mengasyikkan. Maklum, baru sekali itu aku melihat dengan mata kepala sendiri adegan seks yang dilakukan orang lain.
Esok harinya aku bersikap biasa-biasa saja seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Kulihat Tante juga bersikap biasa-biasa saja. Makan pagi bersama. Sesudah itu aku pergi ke Pangalengan sekedar rekreasi.
Sore harinya aku sudah sampai di rumah lagi. Seperti kemarin, sore-sore pembantu tante menyediakan teh manis dan roti. Kulihat, pembantu Tante Nellly yang namanya Teh Nani ini tergolong seksi juga. Umurnya kira-kira sama dengan umurku, yaitu sekitar 20 tahun. Sama seperti aku untuk umurnya Terus terang, nafsuku jadi bangkit melihat buah dadanya yang montok itu. Kata tanteku Teh Nina sudah punya anak, tapi ditinggal di desanya, dirawat neneknya. Tiap hari Kamis pasti pulang ke kampung untuk menengok anaknya.
Malamnya aku tidak bisa tidur. Sebentar-sebentar aku mengintip kamar tanteku. Namun hingga pukul 24.00 ternyata tidak ada kejadian apa-apa. Akhirnya aku tidur pulas.
“Mau kemana Teh”, tanyaku.
“Ke Subang.., nengok anak Mas..”.
“Wah, sama-sama aja, deh..”, ajakku.
Ternyata ya lancar-lancar saja. Aku duduk berdua dengan Teh Nina. Akhirnya aku mencari-cari alasan untuk ditemani aku smabil jalan-jalan reakreasi, soalnya aku belum hafal kota Yogya. Karena hari masih siang, akhirnya mau juga Teh Nina menemani aku. Walaupun gadis desa, tapi Teh Nina sempat mengecap bangku SLTP hingga lulus. Cara berpakaiannya pun tergolong rapi seperti pelajar-pelajar pada umumnya.
Sampai di salah satu tempat pariwisata aku menyewa salah satu bungalow dengan alasan ingin istirahat. Kebetulan rumah Teh Nina tidak begitu jauh dari bungalow tempatku istirahat. Aku cari-cari alasan lagi. Aku bilang, di Ciater tidak ada yang jualan nasi goreng, kalau tidak keberatan aku minta Teh Nina nanti malam mengantarkan nasi goreng. Ternyata Teh Nina tak keberatan. Ya begitulah, tanpa rasa curiga sedikitpun, sekitar pukul 19.00 Teh Nina telah berada di bungalowku mengantarkan nasi goreng. Kuajak ngobrol ngalor-ngidul tentang apa saja.
Akhirnya obrolanku agak nyenggol-nyenggol dikit tentang seks. Teh Nina bilang sudah lama tidak melakukannya karena suaminya sudah tiga bulan ini impoten akibat kecelakaan sepeda motor. “Nah.., ini dia yang kucari”, pikirku.
Sengaja memang aku ngobrol terus sehingga tanpa terasa telah pukul 21.30. Ketika Teh Nina pamit pulang, akupun bilang, lebih baik jangan pulang karena malam-malam begini banyak orang iseng atau orang jahat.
“Tidur aja di sini Teh, kan ada dua kamar. Teh Nina di kamar sebelah, saya di sini”, kataku.
Setelah kubujuk habis-habisan akhirnya Teh Nina mau juga tinggal di kamar sebelah.
Kira-kira pukul 24.00 aku mengendap-endap berjalan pelan menuju ke kamar Teh Nina.
“Kok, belum tidur?”, tanyaku pelan sambil menutup pintu.
“Dingin Mas udara malam ini”, katanya sambil tetap telentang di tempat tidur sambil memegangi selimut yang menutupi tubuhnya.
“Aku juga kedinginan”, kataku.
Entahlah, sepertinya sudah saling membutuhkan. Ketika aku merebahkan tubuhku di sampingnya, Teh Nina diam saja. Akupun menarik selimutnya sehingga kami berdua berada di dalam satu selimut. Untuk menghilangkan rasa dingin kupeluk Teh Nina. Ternyata diam saja. Begitu juga ketika kuraba-raba payudaranya yang montok ternyata juga diam saja.
Akhirnya dengan mudah aku bisa melepaskan baju, BH, rok dan celana dalamnya. Hanya dalam waktu beberapa detik saja kami berdua sudah dalam keadaan bugil tanpa sehelai benangpun. Meskipun demikian kami masih di dalam satu selimut. Begitulah, tanpa hambatan, malam itu aku dengan mudah bisa menyetubuhi Teh Nina hingga dua kali. Tampaknya Teh Nina mengalami orgasme hingga dua kali.
“Terima kasih Mas, Sudah lama aku nggak merasakan yang begini-begini.., Suamiku sudah nggak sanggup lagi”, bisiknya sambil mencium bibirku.
Esok pagi subuh, Teh Nina kembali pulang ke rumahnya. Sedangkan aku kembali ke Yogya agak sorenya. Maklum aku masih ingin menikmati pemandangan sekitar perkebunan teh disana.
Sore harinya aku sampai di Yogya dan sikapku biasa-biasa saja terhadap Teh Nina, seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Lagipula aku juga pesan agar Teh Nina tidak usah cerita kepada siapa-siapa. nggak enak kalau sampai Tante Nelly tahu. Begitulah. Tak terasa malam telah tiba lagi dan waktu tidurpun telah menyongsong.
Pukul 24.00, Seperti biasa lampu kamar kumatikan dan kugantikan lampu tidur lima watt. Eh.., lagi-lagi aku mendengar orang bisik-bisik. Pasti di kamar Tante Nelly. Akupun dengan pelan-pelan mengambil kursi dan mulai mengintip dari lubang kecil yang kemarin kubuat. Kali itu aku agak terkejut. Ternyata kali itu bukan anak kost tersebut, tetapi Mas Budi. Wah, Tanteku ternyata tergolong hyperseks. Malam itu seperti kemarin-kemarin juga. Mas Budi kulihat menyetubuhi tanteku dengan berbagai posisi. Bahkan sempat kulihat Tante Nelly berada di posisi atas. Gila!, lagi-lagi aku mengalami orgasme sendirian. “Creet.., creet.., cret”, celana dalamku basah lagi. Terpaksa aku harus ganti celana dalam. Dalam hati, diam-diam aku membayangkan betapa nikmatnya jika aku bisa menyetubuhi tanteku sendiri. Memang ini merupakan penyimpangan. Tapi, ya apa salahnya, toh tanteku mau dengan Mas Edy dan Mas Budi. Tapi apa mau dengan aku? Semalaman aku tidak bisa tidur karena mencari strategi supaya aku bisa meniduri Tante Nelly.
Apa yang pernah dikatakan Nina waktu kita bertemu memang benar. Tiap hari Sabtu Mas Edy dan Mas Budi pulang ke Jakarta. Sehingga hari Sabtu itu cuma ada aku, Teh Nina dan Tante Nelly . Aku pusing setengah mati mencari strategi untuk merayu Tante Nelly, namun belum ketemu-ketemu juga jalan keluarnya. Namun, akhirnya aku punya ide.
“Tante suka nonton?, Kebetulan hari ini hari ulang tahun Aku”, kataku di pintu kamarnya Tante Nelly. Tante waktu itu sedang merapikan rambutnya di depan kaca.
“Ah.., Tante nggak tahu kalau kamu ulang tahun. Selamat Ya”, ujar Tante sambil menuju ke tempatku. Dijabatnya tanganku, “Happy Birthday, mau traktir Tante, nih..”.
“Ya, kalau Tante nggak keberatan”, ujarku penuh harap.
Ternyata pancinganku berhasil. Malam itu aku nonton bioskop yang pukul 21.00, soalnya mau nonton yang pukul 19.00 sudah ketinggalan karena jam telah menunjukkan pukul 20.00.
Pulang nonton sekitar pukul 23.00 Sampai di rumah, Tante Nelly nggak bisa masuk ke kamarnya.
“Aduh, tadi aku taruh di mana ya kunci kamarku?”, kata Tante sambil mondar-mandir.
“Waduh, nggak tahu Tante. Tadi ditaruh di mana?”, jawabku bohong. Padahal, sebelum berangkat, pada waktu Tante Nelly ke kamar mandi sebentar, kunci kamar yang digelatakkan di dekat meja telepon sempat kusembunyikan di bawah kursi.
Akupun pura-pura membantunya mencari. Sekitar setengah jam nggak ketemu, akhirnya aku bilang, “Tidur aja di kamar Aku, Tante. Biar Aku tidur di kursi tamu saja..”.
Mungkin karena sudah capek, akhirnya Tante Nelly tidak punya pilihan lain, akhirnya tidur di kamarku dan aku tidur di kursi tamu. Namun sekitar setengah jam, aku masuk ke kamar.
“Di luar dingin Tante, boleh tidur di sini saja? Nggak apa-apa khan?”, tanyaku.
“Oo, silakan..”, jawab Tante.
Akupun merebahkan tubuhku di samping tubuh Tante Nelly. Jantungku berdetak keras, otakku terus mencari strategi berikut .Gimana nih cara memulainya? Susah juga!
“Aduh, Tante kalau tidur kok membelakangi saya”, kataku pelan.
“Oh ya, maaf.Kebiasaan sih..”, Tanteku membalikkan badannya, miring menghadap ke arahku.
Seolah-olah tidak sengaja, tanganku menyenggol payudara Tante.
“Maaf Tante, nggak sengaja..”.
“Ah.., nggak apa-apa”.
“Maaf Tante, payudara Tante indah sekali”, pancingku.
Kulihat Tanteku membuka matanya dan tersenyum.
“Boleh saya memegangnya Tante?”, bisikku, “Soalnya seumur hidup saya belum pernah melihat payudara seindah ini”, rayuku.
“Ah, boleh-boleh saja..”.
Akupun dengan tangan gemetaran memegang payudara tanteku.
“Aduh, tangan saya gemetaran Tante. Maklum, belum pernah”, pancingku lagi. Makin lama aku makin berani. Tanganku menyusup ke BH-nya.
“Boleh saya buka BH-nya Tante?”, tanyaku penuh harap setengah berbisik.
Tak ada jawaban. Akupun memberanikan diri melepas kancing baju Tanteku satu persatu dan akhirnya aku berhasil melepas BH Tanteku dengan mudah. Tampaklah payudara yang montok padat berisi. Akupun meremas-remasnya. Lama kelamaan, tampaknya tanteku mulai terangsang, nafasnya panjang-panjang. Diciumnya keningku, pipiku lantas bibirku. Kulihat Tante mulai membuka kancing bajuku satu persatu dan akhirnya aku tanpa baju.
“Tante, saya belum pernah..”, bisikku pelan. Tentu saja aku berbohong.
“Nggak apa-apa, nanti Tante ajarin..”.
Begitulah, beberapa menit kemudian Tanteku melepas celanaku dan akhirnya celana dalamku. Begitu juga, Tante melepas sendiri rok dan celana dalamnya. Kami berdua sudah dalam keadaan telanjang bulat.
“Tante, aku belum bisa..”, aku berbohong lagi.
“Nanti Tante ajarin..”, bisiknya.
Begitulah, akhirnya keinginanku untuk menggeluti Tante Susan telah berhasil. Malam itu aku bermain hingga mengalami orgasme dua kali. Demikian juga, Tante Nelyy juga dua kali mengalami orgasme.
“Ah, Ryan!, Kamu telah membohongi Tante! Ternyata kamu jagoan! Tante puas..!”, bisik Tanteku sambil menuju ke kamar mandi. Malam itu aku dan Tante tidur berdua telanjang bulat di bawah satu selimut sampai pagi hari.
Hari Minggu ini sepi. Mas EDY dan Mas Budi belum pulang. Kata tante, mereka berdua biasanya pulang ke tempat kost hari Senin pagi. Yang ada cuma Teh Mimin, sementara itu tiap Minggu pagi Tante mengikuti senam aerobik dan disambung arisan RT/RW. Katanya, Tante akan pulang agak sore. Ya, daripada nggak ada acara, akhirnya aku menuju ke dapur. Kulihat Teh Nina sedang mempersiapkan makan siang. Kulihat Teh Nina tersenyum penuh arti. Tanpa basa-basi, kupeluk Teh Nina dan kutarik ke kamarnya. Begitulah, tanpa halangan yang berarti, aku dan Teh Nina hari itu bersuka cita menikmati hari Minggu yang sepi. Di kamar Teh Nina yang ukurannya kecil itu, di tempat tidur tanpa kasur, untuk yang kedua kalinya aku menggeluti Teh Nina. Lagi-lagi Teh Nina mengucapkan terima kasih karena aku telah berkali-kali memberikan kepuasan batin yang selama beberapa bulan ini tidak pernah dilakukan suaminya.
Malam harinya, Tante Nelly mendatangi kamarku dan mengajak begituan lagi. Ya, kapan lagi. Tanteku tergolong masih muda, cantik, seksi. Kami berdua benar-benar memperoleh kepuasan lahir dan batin.
Dan begitu seterusnya kami selalu bercinta disetiap ada waktu selama aku berada disana.